bismillahi,, assalamu'alaykum war-rahmatullahi wa barakatuh.

Selasa, 07 Februari 2012

Download Kajian Ilmiyah Ahlussunnah "Fiqih Muamalah Sururiyyah Hizbiyyah" oleh Al-'Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sanusi Hafidzahullah

بسم الله الرحمن الرخيم

 الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لو لا هدانا الله

Alhamdulillahirrabbil 'alamiin, Dengan seizin Allah beberapa hari lalu telah terlaksana Dauroh Ilmiyyah Ahlussunnah wal Jama'ah yang bertemakan "MUAMALAH SURURIYYAH HIZBIYYAH" Oleh Al - 'Ustadz Dzulqarnanin bin Muhammad Sanusi حفظه الله تعالى  yang bertempat di masjid Al-I'tishom, jakarta.

Ada banyak hal atau nasehat yang dapat dipetik dari Al-Ustadz Hafidzahullah yang berkenaan dalam masalah bermuamalah dan  didalam menyikapi seseorang yang menyimpang dari jalan manhaj salaf. Tidak bersikap ifrath dan juga tidak bersikap tafrith didalam menyikapi fitnah yang terjadi, dan hendaknya bagi Ahlussunnah mengambil jalan pertengahan tidak bersikap ghuluw (berlebihan) ataupun meremehkan seperti setan yang bisu dari menyampaikan kebenaran.



Berikut adalah Rekaman Kajian Fiqh Muamalah Sururiyyah Hizbiyyah :

Semoga nasehat berharga ini dapat kita amalkan didalam bermuamalah kepada orang-orang yang menyimpang dari jalan Al - Haq. Semoga Allah selalu menuntun kita untuk mempelajari agama-Nya dan mengokohkan kita di atas jalan yang Haq yang di Ridhoi Allah, dan terhindar dari bentuk penyimpangan syari'at yang dapat memasukan kita kedalam golongan ahlul bid'ah wa dhalal.

Jumat, 02 Desember 2011

Mengikhlaskan Niat di Dalam Setiap Amalan

Diantara syarat - syarat di terimanya amal ibadah kita adalah mengikhlaskan amalan/ibadah kepada Allah semata, dan Allah tidak akan menerima ibadah yang di dalamnya seorang 'abid(hamba) tersebut menyekutukannya dengan sesuatu apapun, sebagaimana firman Allah subhanahu wa Ta'alaa:

قال تعالى: وما أمر~وا اءلا ليعبدو الله مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصلوة ويؤتوا الزكوة, وذلك دين القيمة

"Padahal mereka tidak di suruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus"

Dan keikhlasan ini terletak didalam hati, seseorang tidaklah akan mengetahui niat kita kecuali kita sendiri yang mengetahuinya. dengan demikian sudah menjadi kewajiban bagi setiap kita untuk meluruskan niat didalam setiap beribadah kepada Allah. jika niat kita lurus insya Allah kita akan mendapatkan keridhoan Allah dan jika kita berniat untuk selain Allah subhanahu wa Ta'alaa maka kita akan mendapatkan dari apa yang kita niatkan tersebut.

وعن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب بن نفيل عبد العزى بن رياح بن عبد الله بن قوط بن رزاح بن عدي بن كعب بن لؤي بن غالب القرشي العدوي رضي الله عنه, قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: اءنما أعمال بالنيات, واءنما لكل امرىء مانوى فمن كانت هجرته اءلى االه و رسوله, ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها, أو امرأة ينكحها فهجرته اءلى ماهاجر اءليه "متفق علي صحته" . رواه مسلم

"Dari Amiril mukminin Abi Hafsh 'Umar ibnul khathab ibn nufail ibn 'Abdil 'Uzza ibn riyaah ibn 'Abdillah ibn 'Quth ibn rozaah ibn 'Adyi ibn Ka'ab ibn Luaiy ibn ghaalib Al-Qurasyi Al-'adawi Radhiyallahu 'anhu, berkata: Aku mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wasalam: "Sesungguhnya setiap amal ibadah tergantung niatnya, dan sesungguhnya seseorang akan mendapatkan apa yang ia niatkan , jika ia berniat hijrah karena Allah dan RasulNya maka hijrahnya untuk Allah dan RasulNya, dan barangsiapa yang hijrah karena dunia (harta,dll...) atau karena wanita yang hendak di nikahinya maka hijrahnya untuk apa yang ia niatkan) "muttafaqun 'alaihi"